Photobucket

Menikahlah Dan Jangan Pernah Bercerai...

Share this history on :

“ ketahuilah bahwa dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” ( muttafaq alaih ).

Karena ia adalah penentu kondisi dan kualitas kepribadian seseorang dan tempat dimana segala niat perbuatan ditancapkan, maka ia membutuhkan asupan ilmu dan penjagaan agar selalu terpelihara kedamaiannya.jika hati ini damai maka pikiranpun menjadi jernih, ucapan dan perbuatan bisa lebih terjaga, dan tetap tenang dalam menghadapi ujian. Sangat sulit mengukur kedamaian hati ini karena pada kenyataan yang kita lihat, banyak contoh ustadz atau ustadzah yang terlihat begitu khusyuk menyampaikan ceramah, tapi didalam rumah ia tak bisa mengontrol emosi menghadapi keluarga kecilnya.

Banyak kasus perceraian dikalangan aktifis menjadi bukti belum terpeliharanya hati, karena dari hati, satu orang saja yang mengalami kekacauan akan bisa menyebabkan guncangnya rumah tangga. Maka wajib diantara suami – istri untuk saling menjaga hati diri sendiri maupun pasangan. Peneguhan cinta setiap hari seperti ungkapan aku sayang kamu, aku selalu merindukanmu. Atau melalui ungkapan non verbal seperti kecupan mesra, pelukan hangat, belaian sayang, tatapan cinta dst memang akan bisa mengurangi resiko terguncangnya hati.

Walaupun begitu jika setiap hari sang suami juga selalu bercerita tentang kecantikan akhwat yang di temuinya, tidak bisa menjaga pandangannya pada setiap gadis yang lewat, terang-terangan mengatakan ketertarikannya kepada perempuan lain,terus menteror istrinya dengan cita-cita poligaminya yang terlalu diumbar, atau bahkan perselingkuhan kecil di belakang istri sampai ia mengetahuinya, maka jangan banyak berharap kalau hati akan kembali tentram dalam sekejab hanya dengan ungkapan- ungkapan tersebut.

Sebaliknya juga demikian, jika sang istri yang selalu mencurigai suaminya, tidak mudah percaya kepadanya bahkan cemburu dengan membabi buta setiap perempuan yang dekat dengan suaminya walau perempuan itu hanyalah teman kantornya atau teman lamanya atau juga teman bisnisnya, selama tidak melanggar syariat.
Membiasakan untuk memberikan pujian , karena pada dasarnya manusia itu paling suka dipuji apalagi yang memuji adalah kekasih hati.

Tidak harus menunggu berprestasi dulu baru kita memuji, ungkapan sederhana juga bisa menjadi penghibur sekaligus pujian seperti hari ini kau sangat cantik, bahagianya memiliki istri seperti dirimu,malam ini kau benar-benar luar biasa, atau memandang wajahmu lelahku menjadi hilang, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa masakanmu, jika berada disisimu hatiku tenang dan ungkapan-ungkapan yang senada dengan itu. Begitu juga terhadap anak-anak, anak umi sholeh sekali, ganteng banget sih anak ayah..,pintarnya jagoan umi dst. Dengan pujian itu pastilah akan membuat penghuni rumah menjadi selalu senang dan bertambah semangat untuk terus memberikan yang terbaik dan terus memperbaiki diri.

Yang satu ini juga jangan terlewatkan yaitu panggilan mesra, jangan mau kalah dong sama anak-anak abg labil yang suka mengumbar kemesraan dengan pasangan yang belum halal, mereka saja tidak malu, masa’ kita yang sudah jelas halal malu- malu untuk memanggil sayang kepada pasangan kita, tidak hanya sayang kali ya… bisa dengan my honey, my darling, yayank dan macam-macam lagi tergantung pasangan kita maunya dipanggil dengan sebutan apa. Dulu saya pernah risih dengan panggilan mesra itu, rasanya malu karena belum terbiasa, tapi ternyata itu memang sangat dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan.